Menuju Kemenangan 1437 H

Ahlan Wasahlan Akhi dan Ukhti di Blog Sederhana ini. Insyaallah informasi yang kami sajikan valid dan akurat.

Catatan Sang Ayah

oleh : Elikromi

Sumber : Google Images : keluarga-sakinahDi sebuah desa, tinggallah sebuah keluarga kecil. Terdiri dari Sepasang Suami-Istri dan dua orang anak. Kehidupan mereka tak secerah dahulu, sebelum perceraian menodai keharmonisan keluarga itu. Lalu, hadirlah sesosok Ayah yang menggantikan kelengkapan keluarga tersebut. Namun, jalan keluarga ini ternyata tak sama seperti dulu. Sekarang, sering kali terjadi konflik di antara keluarga tersebut, antara anak dan ayah. Sang ayah begitu sedih dengan keadaan tersebut karena ia rasa anak-anaknya tak selalu menghargainya.

Di saat magrib tiba, sang ayah mengambil air wudu dan shalat. Selesai shalat, ia pun mengambil secarik kertas dari buku milik anaknya. dengan penuh linangan air mata, ia pun menulis curahannya di atas sebuah kertas, isinya sebagai berikut :

Aku tak tahu harus bercerita kepada siapa. Anakku? ah tidak mungkin, bicara padaku saja jarang dan kadang acuh dengan omonganku. Istriku? aku tak mau istriku terbebani oleh cerita ini. Biarlah kertas ini yang berbicara pada waktunya.

Anakku, mungkin darahku tak tersimpan dalam dirimu. Tapi jiwaku, kasih sayangku, selalu ada untukmu. Akan kulakukan apapun jika kau memintanya tapi mohon jangan pernah lontarkan kata kasar kepadaku, betapa sakit itu. Tapi pernahkah aku menuntut kepadamu kepada kejelekan? tidak anakku, semua ku lakukan demi kebaikanmu juga. Ayah harap engkau bisa memahami ini. Ayah tak meminta yang berlebih, hanya sebuah penghargaan sikap dari mu dan biarkan aku menjadi darah yang tak terlihat. Semoga Allah selalu melindungimu dan membuka pintu hatimu untuk selalu berdoa untukku untukmu dan untuk orang berharga bagimu. Jika suatu saat aku meminta sesuatu dari mu, mohon di maklumi. Mungkin ayah dalam keadaan terdesak.Inginku berkata ini secara langsung, tapi aku tak sanggup karena aku paham takkan pernah engkau dengarkan apapun perkataanku. Nak, aku menemukan surat dari ibumu yang terselip dalam diary-nya.

“Anakku, memang ayah tak mengandungmu tapi kasih sayangnya mengalir di jiwamu. Namanya melekat di namamu. Nak, ayah memang tak menjagamu setiap saat. Tapi tahukah engkau di dalam doanya selalu ada namamu di sebutnya. Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar, karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu berlindung di lengannya dan dadanya ketika kamu merasa tak aman pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat mama karena kecintaannya dia takut tak sanggup melepaskanmu dia ingin kau mandiri agar ketika kamu tiada kau selalu sanggup menghadapi semua sendiri walau dulu kau mungkin merasa sendiri juga, maafkan aku. Mama hanya ingin kau tahu nak, bahwa cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta mama. Dalam dirinya terdapat surga juga bagimu maka hormati dan sayangi ayahmu”

Semoga engkau paham dengan ini anakku. aku selalu ada untukmu.

Kemudian sang ayah pun melipat surat itu, lalu menyimpannya dalam sebuah rak dengan harapan akan anaknya temukan saat beres-beres rumahnya kelak. Sang ayah pun pergi ke kamar, beristirahat sejenak sambil menghapus cucuran air mata.

Sekian dan terima kasih

Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
SMAMTER_Guys
AUTHOR
May 28, 2014 at 2:22 PM delete

Betapa berharganya mereka

Reply
avatar