Disuatu desa hiduplah seorang pemuda miskin, namanya muid. Setelah beberapa hari memikirkan matang-matang ia nekat merantau pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.”ah, aku fikir-fikir bagaimana jika aku ke Jakarta, moga aja nasib hidupku berubah.” Ujarnya. Tanpa berfikir panjang akhirnya dia bersiap-siap membawa keperluannya.
Pagi-pagi
pun, muid pergi ke stasiun kereta terdekat, mengambil jurusan ke Jakarta.
Kereta berangkat,karena saking lelahnya karena tadi malam muid mempersiapkan
perbekalannya, muid pun tertidur didalam
kereta. Tanpa sadar, Muid dibangunkan oleh seorang petugas kereta,”hey,hey
bangun udah sampe jakarta nih.” Muid panik, karena ketika bangun tasnya hilang.
Padahal, isi tasnya berupa uang dan dokumen-dokumen penting. “sial, sial, belum
nyampe saja udah dapat petaka. Untung aku masih punya simpanan uang disaku,
kalau tidak bagaimana aku makan.” Gerutu muid. Tak lama setelah itu muid pun
turun dari kereta.
Pancaran
matahari ibu kota sangatlah terik. membuat muid pergi ke sebuah warung kopi
dipinggir jalan. Dia memesan sebuah minuman es kelapa muda,”lumayan nih, sisa
uangku ada Rp.20.000’-, jika dibelikan es segelas pun masih tersisa
Rp.18.000,-.” Fikirrnya. Dengan, semangatnya muid menghabiskan minumannya. Tapi”arrrggght,,,
masa mbak es kelapa saja Rp.5000’-? kan kalau ditempat saya es kelapa Cuma
Rp.2000,-.” Ujarnya. “ inikan Jakarta bukan tempat kamu, kalau mau yang murah
silahkan saja beli ke tempat kamu.” Jelas si pedagang.
dengan raut muka yang lemas, muid pergi meninggalkan warkop tadi. Sudah berjam-jam muid berjalan menelusuri jalanan ibu kota, tapi dia belum menemukan keinginannya.”andai saja tadi tasku masih ada, aku bakal melamar pekerjaan, walau ijazahku ijazah SMA. Ah, sial juga hari ini, niatnya mau dapat uang eh malah hilang uang bekalnya.”
dengan raut muka yang lemas, muid pergi meninggalkan warkop tadi. Sudah berjam-jam muid berjalan menelusuri jalanan ibu kota, tapi dia belum menemukan keinginannya.”andai saja tadi tasku masih ada, aku bakal melamar pekerjaan, walau ijazahku ijazah SMA. Ah, sial juga hari ini, niatnya mau dapat uang eh malah hilang uang bekalnya.”
Hari
semakin siang, Muid tak mau tinggal diam karena uangnya hilang membuat ia harus
berusaha untuk berbuat sesuatu. Akhirnya dia putuskan mengamen, “daripada aku
Cuma keliaran mending ngamen, lumayan kalau dapat uangnya bisa aku jadiin
ongkos pulang, gak jelas juga aku tinggal disini” ujarnya. Aksinya pun dimulai,
sebelum itu ia pergi ke terminal bus terdekat, menghampiri bus yang berhenti
dan masuk “Permisi bapak-dan ibu-ibu serta hadirin, izinkan saya untuk mengamen
disini. Mau jadi artis tapi tampangnya jelek, mau jadi pengusaha tak punya
uang, hanya suara yang bisa saya suguhkan untuk anda. Baiklah hadirin saya
mulai.” Muid bernyanyi dengan riangnnya. setelah bernyanyi, muid pun
menyodor-nyodorka topinya ke penumpang. Ada beberapa penumpang yang memberikan
uangnya kepada muid.”iya, terima kasih semuanya, mohon maaf bila saya
mengganggu ketenangan anda” muid turun dari bus satu masuk kebus lainnya.
Setelah selesai karena hari mulai sore, muid
menghitung hasil ngamennya.”sepuluh, duapuluh, limapuluh. Waah, lumayan
juga nih ada ongkos pulang, dari pada diam disini”
Tak
lama kemudian, muid bergegas mencari bis jurusan kampunnya dan menaikinya.
Tanpa disadari, muid menaiki bus yang ia jadikan tempat ngamen. Sehingga ada
seorang penumpang bertanya” mas mas, ngomong-ngomong tadi ngamen buat pulang
kampong ya?” Tanyanya. “haha, begitulah pak, saya tak punya ongkos pulang, jadi
untuk mencari uangnya saya putuskan untuk ngamen dulu.” Jawab muid. “huh dasar,
anak muda zaman sekarang, ada saja akalnya.”gerutu si penumpang.
Hari
mulai sore, akhirnya muid balik lagi ke kampungnya. Tanpa membawa apa-apa yang
ada hanyalah barangnya yang hilang.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon